https://mondristawan.blogspot.com/2014/11/candi-kethek-candi-tersembunyi-di.html
Setelah mengunjungi Candi Cetho, rasanya masih ada yang kurang jika belum sampai ke Candi Kethek, padahal candi ini berjarak tidak terlalu jauh dari Candi Cetho. Karena rombongan hanya sampai di Candi Cetho, akhirnya aku memutuskan melanjutkan sendiri perjalanan ke Candi Kethek.
Kethek dalam bahasa Jawa berarti kera, nama yang diberikan oleh penduduk setempat karena dahulu ada banyak ditemukan kera di daerah candi. Candi Kethek menjadi situs yang melengkapi tingginya nilai spiritual gunung Lawu. Candi Kethek berjarak 300 meter dari Candi Cetho. Untuk mencapainya, kita harus melewati jalan setapak yang sempit dengan hutan cemara dan jurang di sisi kiri jalan. Dalam perjalanan, sayup-sayup masih bisa ku dengar pengumuman rombongan dari arah Candi Cetho,agar berkumpul kembali pukul 2 siang. Aku melihat jam tangan, waktu masih menunjukkan pukul 1 siang, masih tersisa waktu 1 jam. Aku mempercepat langkah sampai dihadapkan pada sebuah sungai mati. Timbul rasa ragu, apakah jalan yg aku lalui adalah jalan menuju candi Ketek?? Apakah aku harus menyeberangi sungai itu??
|
jalan setapak menuju candi kethek |
Ketika diliputi keraguan, aku melihat dari kejauhan 3 orang di seberang sungai. Akhirnya aku putuskan melanjutkan perjalanan untuk bertanya dengan menapaki jalan menurun melewati sungai mati tersebut. Setelah bertanya, salah satu penduduk tersebut menunjukkan bahwa Candi Kethek sudah dekat, tinggal mendaki ke atas. Aku pun bersemangat mempercepat langkah mendaki. Dengan napas ngos-ngosan, aku sampai di sebuah areal lapang dan didepan terpampang susunan batu membentuk seperti piramid. Luar biasaa menakyubkan…
|
candi kethek dari depan |
Di lokasi itu aku tidak sendiri, ada 2 orang pendaki juga yg sedang menikmati keindahan candi. Aku memutuskan memanfaatkan sisa waktu dengan mencoba menaiki candi . Candi Kethek ternyata adalah sebuah situs berbentuk punden berundak, berada di lereng barat laut gunung Lawu, masuk wilayah Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Kethek memiliki empat teras bertingkat yang menghadap ke arah barat. Masing-masing teras itu dihubungkan dengan undakan batu. Di sisi kanan candi terdapat jalan setapak sebagai alternatif untuk menuju ke teras paling atas. Aku memutuskan untuk naik ke atas melalui jalan setapak tersebut. Pada teras pertama candi terdapat struktur bangunan di sisi timur laut. Teras kedua dan ketiga masing-masing terdapat dua struktur bangunan di sisi utara dan selatan. Sedangkan teras keempat, teras teratas, diperkirakan merupakan tempat berdirinya bangunan induk candi, yang sekarang didirikan sebuah stana kecil dibalut Kain Poleng khas Bali.
|
pemandangan dari puncak candi |
|
undakan candi |
|
pohon besar pada undakan candi |
|
pelinggih sebagai stana pada puncak candi |
Candi Kethek konon merupakan candi Hindu. Hal ini didasarkan pada temuan arca kura-kura pada undakan paling bawah di teras pertama yang merupakan jelmaan Dewa Wisnu, yang menopang Mandaragiri dalam pengadukan laut oleh para dewa dan raksasa untuk mendapatkan Tirta Amrta dalam kisah Samudramanthana. Dengan adanya kisah Samudramanthana ini menunjukkan fungsi Candi Kethek sebagai tempat peruwatan untuk membersihkan dan membebaskan seseorang dari kesalahan atau dosa.
Sebenarnya belum puas menikmati Candi Kethek, tapi harus segera balik ke rombongan di Candi cetho. Sebelum pulang, aku menyempatkan sembahyang dan mohon ijin pamit, semoga diberikan kesempatan mengunjungi Candi kethek kembali dan bisa menikmati keagungan candi ini lebih lama.
|
sempatnya difotoin pendaki di lokasi candi :) |