SEMALAM DI SAMOSIR


Sumatera Utara banyak memiliki destinasi wisata menarik. Setelah puas menikmati keindahan danau Toba, saatnya perjalanan dilanjutnya menyeberang ke Pulau Samosir. Rasa capek tidak berasa, tertutupi oleh rasa ingin tahu akan keeksotisan pulau kecil ditengah danau Toba ini. Penyebrangan ke pulau Samosir bisa dilakukan melalui 2 pelabuhan berbeda, yakni pelabuhan Aji Bata atau melalui pelabuhan rakyat Tiga Raja. Bedanya, penyebrangan di Aji Bata menggunakan kapal Feri menuju Pelabuhan Tomok di Samosir. Sementara bagi penumpang tanpa kendaraan pribadi dapat melalui pelabuhan rakyat Tiga Raja. Aku dan Mas Henki berangkat duluan melalui pelabuhan rakyat Tiga Raja karena jadwalnya yang lebih cepat, sementara mas Hendra dengan mobil tetep nyeberang melalui pelabuhan Aji Bata.
pelabuhan Aji Bata

loket di pelabuhan Aji Bata serta jadwal penyebrangan

pelabuhan rakyat Tiga Raja
Di Pelabuhan Tiga Raja ada dua pilihan tujuan di Pulau Samosir, Yaitu desa Tomok dan Tuk Tuk. Desa Tomok adalah desa wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan. Di sana ada Beberapa peninggalan bersejarah seperti makam-makam dan patung patung, termasuk patung si gale gale yang terkenal. Di Tomok, kita juga dapat berkeliling museum Huta Bolon, mengunjungi makam Raja Sidabutar serta keunikan Batu Persidangan. Sedangkan Tuk Tuk adalah desa kecil berupa tanjung yang menghadap ke Danau Toba, nah TukTuk ini banyak penginapan murah meriah dengan view luar biasa. Biasanya bule-bule menginap di sini. 
view Pulau Samosir

rumah adat di samosir

menyebrang ke samosir

Se jam'an nyebrang, akhirnya kami sampai. dan harus menunggu mas Hendra yang belakangan berangkat. Kami menunggu di sebuah warung sambil menikmati sore, memperhatikan aktivitas masyarakat setempat. Tidak terlalu lama, mas Hendra pun sampai dan kami bergegas melanjutkan perjalanan mencari penginapan di Tuk Tuk. Hari semakin gelap, cukup jauh untuk mencapai kawasan penginapan. Kami harus berlomba dengan pengunjung yang lain, kalau ga cepat bisa2 ga dapat penginapan. Bener saja, beberapa penginapan yang kami tanya uda penuh, bahkan sesama pengunjung ada yang emosi karena ga kebagian penginapan. Tapi syukur, muter2 akhirnya ada juga yang masih kosong, dan viewnya sangat bagus di pinggiran danau Toba.

gasebo di tepian danau toba
Malamnya, aku sempatkan jalan kaki melintasi melintasi beberapa cafe2 kecil yang dikeloa warga setempat. Menu yang disajikan memang untuk kebutuhan bule2, nampak sekali kunjungan ke pulau ini lumayan wisatawan mancanegaranya. Bule-bulepun nampak enjoy menikmati suasana Samosir.  Suasananya seperti di Ubud, tapi masih kalah rame. Sayup-sayup aku mendengar suara musik khas batak dengan iramanya yang dinamis dari sebuah penginapan. Aku meminta ijin sama mas Henki dan Hendra mendekat ke sana. Penginapan satu ini, punya event khusus buat Bule-bule berupa persembahan tari tortor. dan uniknya, bule dilibatkan dalam tarian ini seperti menari dengan gerakan sama. Menggerakan kedua telapak tangan di depan dada, mengalungkan selendang untuk mengajak bule menari serta gerakan menari yang dikenal dengan istilah barembas-embas. Sungguh malam yang ceria mencair bersama keramahan samosir. Puas menikmati hiburan tersebut, kami memilih kembali ke penginapan. Tidak langsung tidur tapi menikmati suasana malam yang sepi, tenang di pinggiran danau Toba.

Semburat cahaya dari balik jendela membangunkanku. Nampaknya sudah pagi. Buka pintu, udara segar danau toba langsung menyeruak. Pagi ini, aku akan melanjutkan mengexplore pulau kecil ini. Di Samosir, ada Kampung namanya Siallagan, sangat cocok buat yang tertarik mempelajari sejarah dibalik berdirinya suatu tempat. Nama Siallagan berasal dari nama seorang raja, yaitu Raja Siallagan, yang pernah memerintah di wilayah ini ratusan tahun lalu. Di sini kita bisa menjumpai jejak sejarah berupa deretan rumah dengan arsitektur tradisional yang dibangun dan didirikan pada masa pemerintahan Raja Siallagan. Sampai sekarang rumah-rumah itu masih ditinggali dan terpelihara dengan baik, lengkap dengan pagar batu yang mengelilingi desa untuk melindungi warga dari gangguan binatang buas atau serangan musuh. Raja Siallagan dikenal cukup tegas dalam menegakkan hukum. Terbukti dengan adanya situs Batu Parsidangan yang bisa dilihat di bagian dalam Kampung Siallagan. Tempat yang berwujud semacam ruang pengadilan, lengkap dengan meja dan kursi terbuat dari batu ini digunakan untuk mengadili pencuri, penjahat dan para kriminal. Jika mereka terbukti bersalah, maka mereka akan dihukum pancung di sini. Oh ya, jangan coba-coba menduduki kursi atau apapun yang ada di situs Batu Parsidangan, karena situs sudah sangat tua dan rentan mengalami kerusakan. 
si gale-gale

sigale gale





art shop menjual souvenir khas Samosir


persidangan

di salah satu rumah khas batak
Pertunjukan Sigale-gale hanya bisa dijumpai di Pulau Samosir, bonekanya bisa bergerak sendiri. Pertunjukan si gale-gale awalnya dibuat untuk menghibur hati Raja Rahat, seorang raja yang pernah berkuasa di Pulau Samosir. Alkisah, Raja Rahat sedang bersedih akibat kematian putranya, Raja Manggale di medan perang. Untuk menghibur hatinya maka para dukun kerajaan membuat sebuah boneka yang telah diisi dengan mantra-mantra sehingga bisa menggerak-gerakkan tangannya sendiri sesuai dengan iringan gondang. Pertunjukan Sigale-gale masih dilestarikan masyarakat Pulau Samosir hingga sekarang, dan menjadi pertunjukan yang dinanti para wisatawan yang berkunjung kesini. Cuma, boneka sigale-gale telah mendapat sentuhan modern dan tidak lagi menggunakan mantra-mantra untuk menggerakkannya. Boneka sigale-gale telah dirancang khusus agar bisa digerakkan oleh seorang pangurdot (pemain Sigale-gale). Di tangan seorang pangurdot yang cukup berpengalaman, boneka sigale-gale bukan hanya bisa menari, tapi juga bisa menangis dan benar-benar mencucurkan air mata, seperti seseorang yang sedang bersedih. Total ada tiga grup yang biasa mementaskan Pertunjukan sigale-gale di Pulau Samosir. Dengan Rp60.000,- saja, bisa menikmati tiga tarian Sigale-gale dengan durasi sekitar 15 menit. Kalo mau menonton pertunjukan Sigale-gale yang lengkap dengan para pemain musiknya juga bisa, hanya saja biayanya lebih besar, yaitu sekitar Rp 2.000.000,- untuk sekali pertunjukan. Bisa dimaklumi karena dalam pertunjukan sigale-gale versi original ini akan ada lebih dari 10 orang pemain musik tradisional yang akan mengiringi Sigale-gale menari.

Masih banyak tempat2 menarik di Samosir. Samosir pulau kecil di tengah2 danau Toba yang kental dengan suasana mistis. Daya tarik itu pula yang menjadi magnet pengunjung datang ke Samosir... Sebelum meninggalkan Samosir tidak lupa aku membeli Ulos, kain tenun khas batak sebagai kenang2an semalam di Samosir, semoga kita berjumpa lagi...



Related

Langlang Buana 6857144364587670257

Posting Komentar

emo-but-icon

Video

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Quotes

"Niat yang kuat akan mendekatkan ke pencapaian "

Ganesh

GANESH

GANESH
item