KELENTENG HOK TEK BIO, KELENTENG TERTUA DI BOGOR

Vihara ini cukup tersembunyi, meskipun berada di kawasan ramai Cinatownnya Kota Bogor. Lokasi Vihara Dhanagun atau populer dengan sebutan Kelenteng Hok Tek Bio ini, tidak jauh dari gerbang Kebun Raya Bogor. Namun kalau tidak jeli bisa agak susah menemukannya. Dari Gerbang Kebun Raya Bogor, kita tinggal Jalan kaki kurang lebih seratus meter arah jalan Surya Kencana. Di sebelah kiri agak ke dalam ada gapura dengan bangunan yang didominasi warna merah dan kuning. Konon, Vihara dhanagun atau kelenteng Hok Tek Bio merupakan kelenteng tertua di Bogor.

Memasuki kelenteng, pada permukaan dinding di sayap kiri bangunan terdapat mural harimau belang, serta Biksu Tong Sam Chong dikawal oleh Sun Go Kong, Tie Pat Kay dan Sam Cheng, dalam perjalanannya ke Barat menuju India.
Kisah yang terkenal selama berabad-abad itu berasal dari novel Cina klasik berjudul “Shi You Ji” (Perjalanan ke Barat) karya Wu Cheng-en, seorang sastrawan dan penyair yang hidup di masa Dinasti Ming. Tokoh fiksi Sun Go Kong, Tie Pat Kay dan Sam Cheng, diciptakan Wu Cheng-en konon untuk menyindir keadaan masyarakat waktu itu. Sun Go Kong melambangkan kesombongan, Tie Pat Kay melambangkan kemalasan dan ketidakmampuan menahan hawa nafsu, serta Sam Cheng yang melambangkan kebodohan.

Pada altar utama Kelenteng Hok Tek Bio Bogor dipuja Hok Tek Ceng Sin, yang merupakan Dewa Bumi, pembawa rejeki bagi kaum pedagang. Selain altar memuja Hok Tek Ceng Sin, juga terdapat altar khusus untuk Eyang Raden Suryakencana Winata Mangkubumi, karuhun orang Sunda. Hal ini menunjukkan bagaimana penghormatan kaum Cina kepada leluhur masyarakat ditempat dimana mereka tinggal. Raden Suryakencana adalah putera Aria Wiratanudatar, pendiri kota Cianjur, dan ayah dari Prabu Siliwangi dan Prabu Sakti. Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi dipercaya bersamayam di Gunung Gede dan selalu menjaganya agar tidak sampai meletus.